Kamis, 05 Januari 2017

Materi Panduan dan Peraturan Baris Berbaris (PBB) dalam Pramuka. Bagian 2

Materi Panduan dan Peraturan Baris Berbaris (PBB) dalam Pramuka. Bagian 2

Materi Panduan Pramuka dan Peraturan Baris Berbaris (PBB). Bagian 2 merupakan lanjutan postingan sebelumnya yang membahas tentang materi yang sama, jadi jika ingin membaca materi sebelumnya bisa dibaca di postingan Materi dan Peraturan Baris Berbaris Bag. 1 yang sampai point ke 10 dan postingan ini merupakan lanjutannya yaitu mulai point ke 11.



11.  Balik kanan
a.       Aba-aba : ” Balik kanan - GERAK ”
b.      Pelaksanaan :
1)      Kaki kiri di ajukan melintang ( lebih dalam dari hadap kanan ) di depan kaki kanan.
2)      Tumit kaki kanan beserta badan di putar ke kanan 180o.
3)      Kaki kiri di rapatkan pada kaki kanan.

12.  Membuka / Menutup Barisan
a.       Buka barisan
1)      Aba –aba : ” Buka Barisan - JALAN ”
2)      Pelaksanaan :
Regu kanan dan kiri, masing-masing kembali membuat satu langkah ke sampan
kanan / kiri, sedangkan regu tengah tetap.

13.  Bubar
a.       Aba-aba : ” Bubar jalan ”
b.      Pelaksanaan :
1)      Memalingkan muka ke arah komandan dan memberi hormat ( sesuai PPM )
2)      Setelah di balas, kembali bersikap sempurna, balik kanan,menghitung dua hitungan dalam hati, mengayuhkan kaki kiri ke depan dengan hentakan bersamaan dengan itu lengan kanan di ayun setinggi pundak kemudian bubar.

13.  Berhimpun
a.       Aba-aba : ” Berkumpul - MULAI ”
b.      Pelaksanaan :
1)      Semua anggota datang di depan Komandan dengan berdiri bebas,dengan jarak tiga langkah
2)      Bentuk mengikat, jumlah saf tidak mengikat.

14.  Berkumpul
            Berkumpul bersaf
a.       Aba-aba : ” Bersaf kumpul - MULAI ”
b.      Pelaksanan :
1)      Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru,untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya.
2)      Anggota lainnya berdiri di samping kiri penjuru dan berturut-turut meluruskan diri ( lencang kanan )
3)      Penjuru melihat ke kiri, setelah lurus, memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus ”
4)      Pada isyarat ini semua anggota menurunkan tangan dan kembali bersikap sempurna
5)      Bila bersenjata, sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih dahulu.

            Berkumpul Berbanjar
a.       Aba- aba : ” Berbanjar kumpul MULAI ”
b.      Pelaksanaan :
1)      Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru, untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya.
2)      Anggota lainya berdiri di belakang penjuru dan berturut-turut meluruskan diri.
3)      Anggota yang paling belakang, melihat ke depan setelah lurus memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus ”.
4)      Pada isyarat ini semua anggota menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
5)      Bila bersenjata sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih dahulu.

15.  Meninggalkan Barisan
a.    Bila pelatih memberikan perintah kepada anggota dalam barisan
1)      Terlebih dahulu anggota tersebut di panggil keluar dari barisan
2)      Perintah di berikan bila anggota telah berdiri dalam sikap sempurna.
3)      Yang menerima perintah harus mengulangi perintah tersebut.
b.    Bila anggota yang akan minta izin
1)      Mengambil sikap sempurna dahulu
2)      Mengangkat tangan kanannya ke atas ( tangan di buka jari-jari dirapatkan )
3)      Menyampaikan maksudnya.
4)      Setelah mendapat izin, ia keluar dari barisan tanpa menunggu anggota lainnya.

16.  Panjang, Tempo Dan Macam Langkah
            Langkah dapat di bedakan sbb :
a.       Macam Langkah Panjang Tempo
1)      Langkah biasa 70 cm 96 menit
2)      Langkah tegap 70 cm 96 menit
3)      Langkah perlahan 40 cm 30 menit
4)      Langkah ke samping 40 cm 70 menit
5)      Langkah ke belakang 40 cm 70 menit
6)      Langkah ke depan 60 cm 70 menit
7)      Langkah di waktu lari 80 cm 165 menit
b.      Panjang langkah di ukur dari tumit ke tumit

17.  Maju Jalan
            Dari sikap sempurna
a.    Aba-aba : ” Maju Jalan ”
b.    Pelakasanaan :
1)      Kaki kiri di ayun ke depan, lutut lurus telapak kaki diangkat sejajar dengan tanah setinggi 15 cm kemudian di hentakan ke tanah dengan jarak setengah langkah, selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2)      Langkah pertama di lakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90áµ’lengan kiri 30áµ’
3)      Langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah di lenggangkan ke depan 45áµ’ dan ke belakang 30áµ’
4)      Dilarang keras berbicara, melihat ke kanan / kiri.

18.  Langkah Biasa
a.    Pada waktu berjalan kepala dan badan seperti sikap sempurna.
b.    Waktu mengayunkan kaki ke depan, lutut di bengkokan sedikit ( kaki tidak di seret ).
c.    Di letakan sesuai dengan jarak yang di tentukan.
d.   Langkah kaki seperti jalan biasa.
e.    Pertama tumit di letakan di tanah selanjutnya seluruh kaki.
f.     Lengan berlenggang wajar, lurus ke depan dan belakang.
g.    Jari-jari tangan menggenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.

19.  Langkah Tegap
            Dari sikap sempurna
a.       Aba-aba : ” Langkah Tegap Maju JALAN ”
b.      Pelaksanaan :
1)      Mulai berjalan dengan kaki kiri setengah langkah,selanjutnya seperti jalan biasa dengan cara kaki di hentakan terus menerus.
2)      Telapak kaki rapat / sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh dianggat tinggi.
3)      Bersamaan dengan langkah pertama, genggaman tangan di buka, hingga jari-jari lurus dan rapat.
4)      Lenggang tangan ke depan 900, ke belakang 300.

            Dari Langkah Biasa
a.       Aba-aba : ” Langkah Tegap JALAN ”
b.      Pelaksanaan :
1)      Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah
2)      Perubahan tangan dari menggenggam ke terbuka di lakukan bersamaan dengan hentakan kaki.

            Kembali ke langkah biasa
a.       Aba-aba : ” Langkah Biasa JALAN ”
b.      Pelaksanaan :
1)      Di berikan pada waktu kaki kiri / kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah.
2)      Langkah pertama di hentakan,bersamaan dengan itu tangan kembali menggenggam.
Catatan : Dalam keadaan berjalan, cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap / biasa jalan pada perubahan langkah.

20.  Langkah Perlahan
           Untuk berkabung ( mengantar jenazah ) dalam upacara kemiliteran.
a.         Aba-aba : ” Langkah perlahan maju JALAN ”
b.         Pelaksanaan :
1)      Kaki kiri di langkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak tanah di susul dengan kaki kanan di tarik ke depan dan di tahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian di lanjutkan di tapakan di depan kaki kiri.
2)      Tapak kaki pada saat melangkah ( menginjak tanah ) tidak di hentikan.

            Berhenti dari langkah perlahan
a.       Aba-aba : ” Henti GERAK ”
b.      Pelaksanaan :
1)      Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
2)      Selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan pada kaki kanan / kiri menurut irama langkah biasa dan kembali sikap sempurna.

Materi Panduan Pramuka dan Peraturan Baris Berbaris (PBB) bagian 1

Materi Panduan Pramuka dan Peraturan Baris Berbaris (PBB)




Materi             : Peraturan Baris Berbaris (PBB)
Sub Materi     : Baris Berbaris

Tujuan                       :

1.      Peserta didik menjelaskan teknik dasar baris berbaris
2.      Peserta didik dapat mengidentifikasi teknik dan dasar
3.      Peserta didik terbiasa  melakukan  baris berbaris dengan benar

Materi Pokok             :

1.      Pengertian Baris Berbaris
Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatuorganisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan tertentu.

2.      Maksud Dan Tujuan
Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :
a.       Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat membedakan hak dan kewajiban
b.      Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa semangat kebersamaan

Tujuan dari PBB adalah :
menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.

3.      Aba - Aba
a.       Pengertian
Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya, untuk dilaksanakan secara serentak atau berturut-turut.
b.      Macam aba-aba
1)      Aba-aba petunjuk
Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan / pelaksanaan.
2)      Aba-aba peringatan
Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
3)      Aba-aba pelaksanaan
Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan serentak atau berturut-turut.
Aba-aba pelaksanaan yang di pakai :
a)      GERAK
Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh lain baik dalam berhenti maupun berjalan.
b)      JALAN
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Catatan : Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului dengan aba-aba peringatan ” maju ”.
c)      MULAI
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.

4.      Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar
a.       Sikap Sempurna
b.      Aba –aba : ” Siap – GERAK ”
c.       Pelaksanaan :
1)      Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60o
2)      Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
3)      Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang dan tidak di naikan.
4)      Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan menggenggam tidak terpaksa, rapat di paha.
5)      Ibu jari segaris dengan jahitan celana.
6)      Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke depan, bernafas wajar.
7)      Istirahat
8)      Aba-aba : ” Istirahat Ditempat – GERAK ”
Pelaksanaan :
a)      Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ).
b)      Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan dengan di lepaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk serta kedua lengangan di lemaskan.
c)      Dapat bergerak.

5.      Lencang Kanan / Kiri
a.       Hanya dalam bentuk bersaf.
b.      Aba-aba : ” Lencang kana / kiri – GERAK ”
c.       Pelaksanaan :
1)      Mengangkat tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri
2)      Menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas.
3)      Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali penjuru kana / kiri.
4)      Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di sebelah kanan / kiri-nya.
5)      Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.

            Catatan :
1)      Bila bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
2)      Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan tangan.
3)      Pada aba-aba : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka kembali ke depan.

6.      Setengah Lencang Kanan / Kiri
a.       Aba-aba : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ”
b.      Pelaksanaan :
1)      Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang ( bertolak pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelahnya.
2)      Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya rapat satu sama lain di sebelah depan.
3)      Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan.

7.      Lencang Depan
a.       Hanya dalam bentuk banjar.
b.      Aba-aba : ” Lencang Depan - GERAK ”
c.       Pelaksanaan :
1)      Penjuru tetap sikap sempurna.
2)      Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke depan.
3)      Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas, mengambil jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal.
4)      Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan kembali ke sikap sempurna.

8.      Berhitung
a.         Aba-aba : ”Hitung - MULAI ”
b.         Pelaksanaan :
1)      Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan.
2)      Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil memalingkan muka ke depan.
3)      Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
4)      Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru  kanan depan berturut-turut ke belakang.
5)      Penyebutan nomor di ucapkan penuh.
6)      Perubahan Arah

9.      Hadap kanan / kiri
a.       Aba-aba : Hadap kanan / kiri - GERAK
b.      Pelaksanaan :
1)      Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri berada di ujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
2)      Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
3)      Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.
10.  Hadap serong kanan / kiri
a.       Aba-aba : ” Hadap serong kanan / kiri - GERAK ”.
b.      Pelaksanaan :
1)      Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.
2)      Berputar arah 45o ke kanan / kiri.
3)      Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.